Jumat, 27 Februari 2009

PARADIGMA TAFSIR FEMINIS

Judul: Paradigma Tafsir Feminis (Studi Atas Pemikiran Amina Wadud, Asghar Ali Engineer dan Muhammad Syahrūr)

Oleh: Hanifah


ABSTRAKSI


Memasuki abad dua puluh dunia ramai dengan perubahan dan perkembangan di segala bidang, termasuk kemajuan ilmu-ilmu sosial. Dan ditengah kemajuan itu, pendekatan jender terhadap dehumanisasi sosial mulai dilakukan, yaitu seiring dengan maraknya isu kesetaraan dan kemitrajajaran antara perempuan dan laki-laki. Pendekatan jender tersebut, melahirkan kesadaran sosial bahwa selama ini di realitas sosial telah terjadi diskrimasi dan penindasan terhadap perempuan, serta pendustaaan nilai-nilai kemanusiaan. Diantara hal baru yang dilakukan adalah melakukan analisis atas beberapa atribut sosial dan keagamaan yang selama ini menjadi justifikasi ketidakadilan sosial.

Selanjutnya dalam konteks keagamaan mulai marak isu pentingnya reinterpretasi ayat-ayat jender, dalam rangka menemukan aribut-atribut sosial yang selama ini masuk dalam penafsiran al-Qur'an serta menelaah kembali semangat keadilan dan kemanusiaan yang dibawa oleh Islam. Kemajuan ini, disatu sisi memberikan perubahan terhadap paradigma berpikir, telah menyita perhatian intelektual muslim-feminis untuk melakukan pengembangan metodologis guna melahirkan penafsiran yang berperspektif jender dan berkeadilan sosial. Yang diantaranya dilakukan oleh Amina Wadud Muhsin, Asghar Ali Engineer dan Muhammad Syahru>r.

Dan dalam rangka menelaah pemikiran ketiganya dalam kerangka paradigmatik, maka dipergunakan penyajian secara diskriptif guna mendapatkan informasi secara komprehensif mengenai asumsi, proposisi serta konsep dan teori yang mendasari urgenitas kajian ayat-ayat jender dan kebutuhan untuk mengembangkan metodologinya. Dan selanjutnya dianalisa secara mendalam (content analysis).

Berdasarkan kerangka paradigmatik tersebut maka terungkaplah bahwa pemikiran Amina tentang reinterpretasi ayat-ayat jender berorientasi pada realitas historis-patriarkhis, dengan menggunakan nalar epistemologi bayani. Sedangkan dalam hermenutik Amina cenderung mempergunakan hermenutika –feminis, yaitu dengan menggunakan jender perspective. Sedangkan Asghar lebih berorientasi pada realitas historis-ideologis, dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Sebagaimana Amina, pemikiran Asghar lahir dari nalar epistemologi bayani, dengan menggunakan hermenutika pembebasan untuk teologi pembebasan Islam. Selanjutnya Syahru>r berorientasi pada realitas rasional-empirik, yaitu dengan menggunakan nalar epistemologi burhani. Dan menggunakan dua pendekatan huddudiyah dan sosiologis. Sementara itu Syahru>r mengembangkan analisa sintagmatik-paradigmatik untuk memunculkan makna ayat-ayat jender.

Dengan demikian, kajian ini merupakan kajian paradigmatik dalam konteks penafsiran ayat-ayat jender dan pengembangan metodologinya dalam konteks studi penafsira al-Qur'an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kabar Terakhir

Kamis, 27 September 2007 BEDAH FILM "BABLE" Pada 21 September 2007 lalu, BEM Jurusan Tafsir dan Hadis mengadakan Bedah Film ”Babel” dengan pembedah Najib Kaelani. Tidak hanya itu, ”pembedahan” juga dilakukan oleh BEM jurusan itu dengan bentuk Bedah Skripsi Mahasiswa, Bedah Wacana, dan Bedah Disertasi. Bedah skripsi yang belum lama digelar adalah skripsi bertajuk ”Kelas Sosial dalam al-Qur’an”, sedangkan bedah wacana mengambil tema ”Pergeseran Paradigma Penafsiran al-Qur’an”. Sementara itu, bedah disertasi dilakukan oleh Millah Ibrahim pada karya Dr. Waryono Abdul Ghafur. Menurut Ketua BEM Jurusan Tafsir dan Hadis, Lien Iffah Naf’atu Fina, kegiatan ”pembedahan” itu akan terus dilakukan untuk pengembangan keilmuan dan wawasan mahasiswa Jurusan Tafsir dan Hadis. ”Kami juga menerbitkan buletin Jum’at bernama Al-Burhan yang terbit satu bulan sekali dan sampai saat ini sudah terbit tiga kali. Buletin itu kami buat untuk menjadi wadah kemampuan menulis mahasiswa TH sekaligus menjadi sumbangsih kami bagi dunia TH dalam menyelesaikan problem perspektif di TH, ” jelas Lien, gadis berkaca mata itu, ketika menutup laporannya. (AS) sumber: Admin TH (Tafsir Hadits)